Pages

Tuesday, April 29, 2014

BHT, ANTIOKSIDAN JUGA ADITIF MAKANAN YANG KONTROVERSI

Butylated hydroxytoluene (BHT), juga dikenal sebagai butilhidroksitoluena, suatu senyawa organik lipofilik (larut dalam lemak), secara kimia suatu turunan dari fenol, yang berguna untuk sifat-sfat antioksidannya. Peraturan Eropa dan Amerika Serikat mengizinkan persentase kecil untuk digunakan sebagai aditif makanan, tetapi itu bukan tanpa bertolak-belakang karena ada pengakuan yang berkaitan dengan hiperaktivitas anak-anak serta kanker.
Sebaliknya, BHT adalah dianjurkan sebagai suplemen makanan dan antivirus yang berguna terhadap keluarga virus herpes. Meskipun mungkin ada beberapa sengketa dalam penggunaan BHT dalam makanan manusia, bahan zat kimia yang banyak digunakan dalam industri manapun oksidasi dalam cairan (misalnya bahan bakar, minyak) dan bahan lainnya harus diolah, dan radikal bebas harus disimpan dalam-pemeriksaan.
Nama IUPAC BTH adalah 2,6-bis(1,1-dimetiletil)-4-metilfenol. Sedangkan julukan lain yang diberikan pada sekurang-kurangnya ada delapan nama, yaitu: 2,6-di-tert-butil-4-metilfenol,
2,6-di-tert-butil-p-kresol (DBPC), 3,5-di-tert-butil-4-hidroksi-toluena, BHT, E321, AO-29, Avox BHT, dan Additin RC 7110.
BHT memiliki rumus kimia C15H24O dengan berat molekul 220, 35 gr/mol. Berpenampilan sebagai serbuk putih dengan densitas 1,048 gr/cm3 (padat). Titik lelehnya sekitar 70–73 °C dan titik didihnya 265 °C. Di dalam air BHT hanya larut sekiar 1,1 mg/L pada suhu 20 °C. Mengenai bahaya, BHT termasuk MSDS eksternal, dengan bahaya utama dapat terbakar, dengan titik nyala 127 °C. BHT berkerabat dengan Butilat hidroksianisol.

Produksi BHT
BHT dibuat memalaui reaksi p-kresol (4-metilfenol) dengan isobutilena (2-metilpropena) yang dikatalisis oleh asam sulfat:
CH3(C6H4)OH + 2 CH2=C(CH3)2 → ((CH3)3C)2CH3C6H2OH
Alternatifnya,  BHT dibuat dari 2,6-di-tert-butilfenol melalui hidroksimetilasi atau aminometilasi yang diikuti dengan hidrogenolisis.
Sebuah studi menemukan bahwa fitoplankton, termasuk alga hijau, Botryococcus braunii, serta tiga sianobakteri, (Cylindrospermopsis raciborskii, Microcystis, Microcystis aeruginosa dan Oscillatoria sp.) mampu memproduksi senyawa ini. Konfirmasi dibuat melalui analisisgas chromatography-mass spectrometry.

Aplikasi
Butilat hidroksitoluena terutama digunakan sebagai aditif makanan yang mengeksploitasi sifat-sifat antioksidannya. BHT disetujui untuk digunakan di Uni Eropa  dengan E321dan di Amerika Serikat oleh FDA  lewat peraturan: Misalnya,  21 CFR § 137,350 (a) (4) memungkinkan BHT hingga 0,0033% berat dalam “beras diperkaya”, sementara 9 CFR § 381,147 (f) (1) memungkinkan hingga 0,01% pada unggas ” melalui kandungan lemak” . Merek seperti Avatar Corporation avox BHT dan Eastman Chemical Tenox BHT terdaftar untuk digunakan dalam bahan makanan seperti “campuran kacang, margarin, permen karet” dan “beras diperkaya dan udang beku dilapisi tepung roti”.
BHT juga didokumentasikan sebagai aditif antioksidan dalam produk yang beragam seperti kosmetik, farmasi, karet, minyak transformator listrik (pada 0,35%), dan cairan pembalseman. Dalam industri perminyakan, dimana BHT dikenal sebagai aditif bahan bakar AO-29, dan didistribusikan di bawah merek dagang termasuk Rhine Chemie Additin RC 7110 (99,8% murni BHT), ia juga menemukan penggunaan dalam cairan hidrolik, minyak turbin dan gir, dan bahan bakar jet, di antara aplikasi lainnya.
Kecuali merek yang tercantum di atas, yang mengandung BHT sebagai bahan utamanya, beberapa produk aditif lebih banyak mengandung zat kimia ini sebagai komponen formulasi mereka, di mana BHT digunakan bersama (atau bahkan digantikan oleh butilat hidroksianisol (BHA).

Reaksi
Spesies ini berprilaku sebagai analog vitamin E sintetik, terutama berfungsi sebagai bahan terminasi yang menekan otoksidasi, suatu proses  dimana senyawa organic tak jenuh (biasanya) diserang oleh oksigen atmosfer. BHT menghentikan reaksi otokatalitik ini  dengan mengonversi radikal peroksi menjadi hidroperoksida. Senyawa ini mempengaruhi fungsi ini dengan menyumbangkan sebuah atom hidrogen:
RO2. + ArOH → ROOH + ArO.
RO2. + ArO. → produk-produk nonradikal
Dimana R adalah alkil atau aril, dan di mana ArOH ialah BHT atau antioksidan fenolat yang berhubungan. Setiap BHT menghabisi dua radikal peroksi.

Kontroversi
Pada 1970-an, Dr Benjamin Feingold, seorang dokter San Francisco yang menetapkan diet Feingold, mengklaim bahwa BHT dapat menghasilkan hiperaktif pada beberapa anak. Selain itu, beberapa kontroversi seputar kaitannya dengan BHT dengan risiko kanker, beberapa studi yang menunjukkan potensi untuk meningkatkan dan beberapa menunjukkan penurunan risiko.
Beberapa industri makanan telah membatasi secara sukarela aditif ini dari produk mereka, dan sejak 1970-an BHT telah ditetapkan diganti dengan BHA yang sedikit diteliti. Beberapa makanan berlabel seperti “no preservatives” atau “no preservatives added” sebenarnya mengandung BHT yang ada dalam bahan yang digunakan untuk membuat produk tetapi yang tidak perlu dicantumkan pada label.
BHT dipasarkan sebagai suplemen makanan kesehatan dalam bentuk kapsul. BHT telah dilaporkan memiliki efek anti-virus, terutama yang digunakan terhadap virus keluarga herpes dan sebagai kombinasi dengan Lisin dan Vitamin C. Penggunaan ini kemudian telah membuat BHT menjadi literatur yang lebih populer.
Erat kaitannya dengan antioksidan fenol yang menunjukkan toksisitas yang rendah. Untuk 2,6-di-tert-butilfenol, LD50 lebih besar dari 9 gr/kg.

sumber: wawasanilmukimia.wordpress.com


Sunday, November 10, 2013

Sekilas Tentang Garuda Food


Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan 
 GarudaFood Group berawal dari PT. Tudung, didirikan di Pati Jawa Tengah pada tahun 1958 dan bergerak di bisnis tepung tapioka. Pada tahun 1979 PT. Tudung berubah nama menjadi PT. Tudung Putra Jaya (TPJ). Pendiri perusahaan adalah mendiang Darmo Putra, mantan pejuang yang memilih menekuni dunia usaha setelah bangsa Indonesia merdeka.

Pada awal 1978 TPJ mulai menjual hasil produksi kacangnya dengan merk Kacang Garing Garuda yang belakangna dikenal dengan sebutan ringkas Kacang Garuda. Kacang Garuda memperoleh berbagai penghargaan sebagi berikut : Indonesian Costumer Satisfaction Awards (ICSA) kategori kacang bemerk delapan kali berturut- turut (2000- 2007), Superbrands (2003), Top Brands For Kids (2004), Indonesian Best Brand Award (IBBA, 2004- 2007), dan Top Brand (2007).

1.      Komoditas Perusahaan
Komoditas utama dari PT. Garuda Food, Pati adalah kacang atom atau kacang garing. Bahan dasar yang digunakan adalah kacang tanah. Bahan dasar atau bahan baku merupakan bahan utama penghasil produk. Sedangkan bahan pembantu merupakan bahan pelengkap dari suatu proses pengolahan dan merupakan bahan yang ditambahkan pada suatu produk olahan.

Bahan dasar dan bahan pembantu atau tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan kacang garing ini adalah :

1.      Kacang tanah
Kacang tanah yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kacang garing di PT. GarudaFood Putra Putri Jaya ini didatangkan dari Jawa Tengah, yaitu berasal dari daerah Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Jepara, Pati, dan Cilacap. Untuk wilayah Jawa Timur, didatangkan dari Lamongan, Tuban, gresik, Situbondo, Trenggalek, dan Jember. Sedangkan dari luar Jawa berasal dari Karangasem, Bali dan Lampung termasuk lahan pertanian kacang milik perusahaan sendiri.

2.      BMT ( Bahan Tambahan Makanan )
BTM yang digunakan sebagai penambah cita rasa dan mengawetkan makanan adalah EST-03 yang didatangkan dari supplier yang sudah langganan, yakni dari rembang dan solo.

Bahan yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang diinginkan perusahaan, 
seperti:

1.      Kacang tanah
Jenis kacang tanah yang digunakan di PT. GarudaFood Putra Putri Jaya mempunyai ciri- ciri khusus yaitu:
      a.       Bersih dari kontaminan
      b.      Kacang fresh dan tidak layu
      c.       Kacang tidak berjamur
      d.      Kacang tidak busuk

2.      EST-03
Jenis EST-03 yang digunakan di PT. GarudaFood Putra Putri Jaya mempunyai ciri- ciri sebagai berikut :
a.       Warna putih
b.      Bebas dari partikel padat( seperti tanah)
c.       Umur simpan kurang lebih 2-3 bulan, hal ini disebabkan
d.      apabila umur simpannya lebih dari 2- 3 bulan maka EST-03 susah larut dengan air
e.       Tidak menggumpal.


2.   Penanganan Quality Control
Secara garis besar pengawasan mutu yang dilakukan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1.      Pengawasan mutu bahan baku
      Pengawasan bahan baku meliputi pengawasan terhadap semua bahan baku yang masuk seperti kacang tanah, tepung tapioka, minyak goreng, air, garam, dll.
    Analisa yang dilakukan :
a.        Analisa fisik
      Analisa fisik yang dilakukan pada bahan baku sebagian besar hampir sama yaitu warna, berat jenis, viskositas, bau, umur dan ada tidaknya pengotor yang terdapat dalam bahan baku tersebut.
b.      Analisa kimia
      Analisa kimia meliputi analisa kadar air, kadar lemak, kadar gula, kadar garam, bilangan peroksida, bilangan iodida, suhu gelatinasi, logam berat, wet & dry gluten, FFA (free fat acid) dan pH.
c.        Analisa mikrobiologi
      Analisa mikrobiologi meliputi analisa TPC, mold, yeast, E. coli, dan coliform.

2.      Pengawasan mutu produk selama proses produksi
      Pengawasan mutu produk selama proses produksi meliputi pengawasan ukuran papatan, kadar air adonan, kadar air papatan, kadar air WIP, kandungan FFA minyak goreng.

3.      Pengawasan mutu produk akhir
      Pengawasan mutu produk akhir meliputi analisa kadar air dari produk. Dan untuk program selanjutnya adalah analisa limbah yang dilakukan 1 bulan sekali dengan tujuan untuk memastikan limbah yang dihasilkan telah diolah dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar pabrik.


3.      Sistem Penanganan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan ini yaitu limbah padat dan limbah cair. Untuk limbah cairnya berupa air sisa pencucian kacang basah, dan air sisa dari pencucian kacang di mesin washing. Sedangkan untuk limbah padatnya berupa tali rafia, sak, plastik, kacang yang tercecer dari pembongkaran kacang, cenos, jembros, dan daun- daun kacang. Untuk limbah cair dari air cucian kacang ditampung dalam bak khusus yang berjumlah 8 buah, dalam bak ini dilakukan aerasi (penjernihan) sehingga air dapat digunakan kembali untuk suplay air perendaman kabas, selain itu air sisa pengolahan limbah dialirkan ke sungai dan dimanfaatkan untuk irigasi sawah, karena masih mengandung sumber N yang tinggi yang bisa membantu pertumbuhan tanaman dan tidak berbahaya bagi lingkungan.
Setiap 1 bulan sekali, pihak Balai Lingkungan Hidup (BLH) datang ke perusahaan untuk mengambil sampel air limbah dan diuji kandungannya. Kandungan yang diutamakan dalam pengujian ini yaitu BOD dan COD, apabilla angka COD dan BOD melibihi ambang batas normal maka akan segera dilakukan pengontrolan terhadap air limbah. Untuk limbah padat yang berupa lumpur, diambil dari bak penampungan dan diangkut dengan truk kemudian diletakkan di tempat khusus pembuangan. Setelah lumpur ini kering lalu dikeruk dan diganti dengan lumpur baru yang masih basah. Air hasil resapan lumpur basah tidak membahayakan lingkungan terutama untuk air yang berasal dari sumur. Limbah lumpur kering ini, biasanya diminta oleh warga sekitar untuk dijadikan tanggul dan media tanam. Untuk kedepannya limbah lumpur ini direncanakan untuk dijadikan pupuk organik dan bahan material. Sedangkan untuk limbah padatnya untuk kacang yang tercecer diwastekan untuk pakan ternak. Begitu juga dengan cenos, dijual untuk pakan ternak, dan untuk jembros, daun- daun kacang, rafia ditampung dalam suatu tempat khusus kemudian di buang ke tempat pembuangan.

4.   Standar Pegawai Untuk Garuda Food
            Untuk sistem penerimaan tenaga kerja sekarang memiliki standar minimal dari lulusan D3 untuk semua bagian. Baik produksi, teknik, maupun QC. Jadi tidak diperlukan pembinaan khusus kembali misalnya studi lanjut atau pelatihan karena lulusan dari D3 sudah mampu untuk menganalisis atau beradaptasi dengan lingkungan kerja yang dihadapinya.
1.      Tenaga Kerja Harian
Untuk tenaga kerja harian di bidang teknik diambil dari lulusan STM dan untuk tenaga harian non teknik yaitu bagian produksi dan packing diambil dari lulusan SMU
2.      Tenaga Staff
Untuk tenaga staf diambil dari karyawan yang sudah bekerja lama dan memiliki nilai tambah dari perusahaan lalu diangkat sebagai staff yang diambil dari tenaga kerja harian
3.      Tenaga Pengawas
Untuk tenaga pengawas di bidang teknik maupun non teknik di ambil dari tenaga D3 dan S1. Untuk pengawas teknik diambil dari D3 atau karyawan lama yang memiliki nilai tambah dari perusahaan dan untuk bagian non teknik yaitu pengawas produksi diambil dari lulusan sarjana atau karyawan lama yang memiliki nilai tambah dari perusahaan
4.      Kepala Shift
Kepala sift di bidang teknik maupun non teknik diambil dari lulusan sarjana atau dari tenaga pengawas yang memiliki nilai tambah dari perusahaan.
5.      Tenaga Improvement
Tenaga improvement di bidang teknik maupun non teknik diambil dari lulusan sarjana atau dari ahli madya
6.      Manager
Untuk manager diambil dari lulusan sarjana baik di bidang teknik maupun non teknik yang dusah bekaerja lama dan memiliki nilai lebih dari perusahaan yang diambil dari tenaga supervisor.

5.   Produk Hasil Olah
Berbagai macam  produk yang dihasilkan oleh GARUDA FOOD, mulai dari kacang, jelly, snack, biscuit, minuman, dll. Dimana setiap produk terbagi dalam berbagai macam kreasi dari kacang, snack, dll. Diantarnaya adalah:
a.      Kacang 
 
Kacang Kulit
Kacang Kulit Garuda terbuat dari kacang tanah pilihan yang garing dan istimewa renyahnya serta isi yang padat. Berbagai penelitian menunjukan bahwa kacang mengandung berbagai zat gizi penting yang baik bagi kesehatan kita, bahkan kandungan asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) didalamnya dapat menurunkan resiko penyakit jantung koroner. Kacang Kulit Garuda cocok disajikan sebagai makanan ringan saat santai atau dalam perjalanan, serta baik untuk dikonsumsi oleh semua usia.

Kacang Atom
Kacang Atom Garuda terbuat dari bahan pilihan, diproses dan melalui pengemasan dengan mesin-mesin berteknologi tinggi. Kacang Atom Garuda hadir dengan pilihan rasa gurih, manis, dan pedas sesuai dengan selera konsumen. Kacang Atom Garuda adalah snack sangat spesial dan cocok untuk menemani saat santai anda.

Kacang Ting Ting
Ting Ting Garuda merupakan cemilan baru yang memadukan permen dan biskuit dengan rasa kacang dan susu yang manis. Paduan kacang dan perasa susu yang tepat menjadikan Ting Ting Garuda sebagai camilan yang sangat tepat dinikmati dalam segala suasana. Ting Ting Garuda “bukan permen, bukan biscuit

b.      Snack

Keripik
Snack Kentang Leo terbuat dari kentang pilihan dengan bumbu-bumbu yang menambah kenikmatan rasa produk ini. Saat ini, Snack Kentang Leo hadir dengan rasa ayam original dengan kemasan yang menarik dan isi lebih banyak.

Pilus
Snack Pilus memiliki pilihan rasa gurih, manis, dan pedas. Produk ini sangat cocok untuk lauk, dikombinasikan dengan nasi, maupun makanan lainnya seperti bakso, soto, mie, siomay, dan makanan-makanan lainnya. Salah satu varian dari pilus adalah pilus cocol yang berbentuk stick dengan dilengkapi saos sambal untuk menambah kenikmatan mengkonsumsi snack pilus.
     
      Sasaran pemasaran
            Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Garuda Food akan dipasarkan dengan jangkauan yang luas, local maupum internasional. Untuk pemasaran local mencakup hamper seluruh daerah di Indonesia. Untuk jangkauan internasional, beberapa Negara tujuan ekspor adalah India, Bangladesh, Malaysia, Filipina, Taiwan dll.

6.   Sistem Pemasaran Produk
    Sistem pemasaran produk di Garuda Food, dipercayakan kepada anak perusahaan yang khusus menangani masalah pemasaran produk, yaitu PT SNS.
Produk-produk Garudafood didistribusikan oleh PT Sinar Niaga Sejahtera (SNS) yang merupakan Divisi Distribusi dari holding company. Didirikan 1994, peran SNS sangat menentukan bagi perkembangan Garudafood. Karena perannya, berbagai macam produk Garudafood bisa diperoleh konsumen di wilayah-wilayah pelosok seluruh Indonesia.
Hingga tahun 2006 ini, SNS telah memiliki 96 depo, yang melayani hampir 150.000 outlet pelanggan di seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, untuk lebih memperluas jaringan, SNS juga bermitra dengan subdistributor besar yang tersebar dari Aceh sampai Papua.
Dengan kekuatan jaringan serta armada distribusi yang sangat memadai, sejak 1994 SNS telah menjadi 5 besar perusahaan distributor FMCG terbaik untuk kategori makanan dan minuman. Dalam perkembangannya SNS kini tidak hanya mendistribusikan produk dari Garudafood, tetapi juga dari principal lain baik untuk produk food maupun non food.


Saturday, November 9, 2013

Tips Menjaga Kamera SaatPendakian

Akhir-akhir ini kegiatan outdoor semakin digemari oleh semua kalangan. Salah satunya adalah kegiatan mendaki gunung. Kamera baik itu kamera pocket atau SLR kini seperti menjadi alat wajib pada setiap kegiatan dialam bebas. Tiap momen seolah tidak sempurna apabila tidak diabadikan kamera. Tetapi jangan sampai ada satu momen yang terlewatkan hanya karena kamera tidak terjaga dengan baik. Nah berikut ada beberapa tips untuk menjaga kamera saat melakukan pendakian :
1.Simpan di kantung khusus
Saat tidak digunakan, simpan kamera di dalam kantung khusus untuk melindunginya dari benturan. Sebaiknya pilih kantung yang agak tebal karena bisa melindungi kamera bila terjatuh tiba-tiba.
2.Perhatikan kondisi sekitar
Saat membawa kamera, perhatikan kondisi di sekitar jalan yang Anda lalui. Jika Anda trekking, maka pastikan kamera terpegang dan terjaga dengan benar agar tidak tergores ranting pohon atau bebatuan.
3.Pakai kamera secara efisien
Pastikan kamera Anda ada dalam kondisi off atau mati. Hal ini untuk menjaga daya tahan baterai.
4.Letakkan kamera ditempat yang aman
Pastikan kamera diletakkan pada posisi yang aman, tidak tertindih barang berat.
5.Bawalah plastik untuk melindungi kamera dari air saat pendakian
Saat malam, balut kamera dengan kain untuk menjaga supaya tidak berembun. Selain itu untuk menjaga kelembaban kamera tidak ada salahnya untuk menggunakan silica gel. Dalam dunia fotografi Silica gel digunakan untuk memerangi jamur, terutama yang suka nangkring di lensa.
6. Bawalah alat pembersih kamera
Seperti tisu pembersih lensa, serta kain untuk membersihkan body kamera. Siapkan tas anti hujan dan kalo mau tidur tas kameranya dipeluk biar kamera yang dibawa tidak mendapat dingin yang berlebihan.
7. Bersihkan kamera sebelum tidur
Jangan males yah. Hal ini dilakukan untuk membersihkan debu atau kotoran yang mungkin menempel pada lensa.
Ngopy dari forum sebelah gan, Himpala ART
Jangan lupa follow twitter anak urakan ya @bagas_sxe hehe.
SALAM LESTARI

Tuesday, November 5, 2013

Gempa Bumi dan Antisipasi

Mengingat banyaknya gunung berapi di Indonesia yang aktif hingga kini, beberapa tips berikut mungkin bermanfaat bagi sobat yang berdomisili atau punya keluarga di sekitar gunung berapi, apa yang harus kita lakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

SEBELUM TERJADI GEMPA BUMI

A. Kunci Utama adalah :

Mengenali apa yang disebut gempa bumi. Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi (longsor, liquefaction dan lain lain) Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

B. Kenali Lingkungan Tempa Anda Bekerja

Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat.
Apabila terjadi gempa bumi, sudah mengetahui tempat paling aman
untuk berlindung.
Belajar melakukan P3K
Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran
Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja atau tinggal

1. Perabotan (lemari, cabinet, dan lain lain) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.
2. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
3. Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan atau meninggalkan tempat tinggal.

D. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat kejatuhan material :

1. Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah.
2. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi (misalnya lampu, lukisan dll)

E. Alat yang harus ada di setiap tempat

1. Kotak P3K
2. Senter/lampu baterai
3. Radio
4. Makanan suplemen dan air minum

SAAT TERJADI GEMPA BUMI

A. Jika Anda berada di dalam bangunan

1. Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll
2. Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan
3. Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan

B. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka

1. Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll
2. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

C. Jika Anda sedang mengendarai mobil

1. Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.
2. Lakukan point B langkah no 1 & 2

D. Jika Anda tinggal atau berada di pantai

Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

E. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan

Apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

SETELAH TERJADI GEMPA BUMI

A. Jika Anda berada di dalam bangunan

1. Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib
2. Jangan menggunakan tangga berjalan (eskalator) atau lift, gunakan tangga biasa.
3. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K.
4. Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka ringan atau parah pada diri Anda atau sekitar Anda.

B. Periksa lingkungan sekitar Anda

1. Periksa apabila terjadi kebakaran.
2. Periksa apabila terjadi kebocoran gas.
3. Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik.
4. Periksa aliran dan pipa air.
5. Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll)

C. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa

Karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

D. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa

Kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

E. Mendengarkan informasi

1. Dengarkan informasi mengenai
gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan).
2. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

F. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

G. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdo'a kepada Tuhan YME demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Sumber : Forum Hijau Indonesia, BMKG

Sunday, May 19, 2013

Pewarna Makanan Alami


Warna pada makanan atau minuman memang kadang memberikan penampilan lain yang lebih menarik. Yuk kita bahas pewarna alami dan bagaimana membuatnya!
Daun Suji 
Daun suji biasa dipakai sebagai pemberi warna hijau pada makanan. Karena keindahan bentuk daunnya, tanaman ini seringkali digunakan sebagai tanaman hias. Agar lebih sempurna, daun suji seringkali dicampur dengan daun pandan sehingga selain memberi warna sekaligus juga memberi aroma harum pada makanan, kue dan minuman Anda. Cara membuatnya: iris halus daun suji dan daun pandan, haluskan dengan cara ditumbuk atau diblender, peras, dan saring, lalu tambahkan air kapur sirih sebagai pengawetnya. Masukkan ke dalam botol tertutup, lalu simpan di lemari es.

Kayu Secang
Secang (Caesalpinia sappan L) adalah tanaman berkayu yang biasa dimanfaatkan bagian batangnya. Cara menggunakannya, batang basah diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan atau bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional.

Angkak
Warna merah angkak sangat potensial sebagai pengganti warna merah sintetis. Saat ini angkak digunakan pada berbagai produk makanan seperti pada pembuatan anggur, keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman beralkohol, aneka kue, serta produk olahan daging seperti sosis. Angkak digunakan dengan cara diseduh air panas, air seduhan pertama dibuang karena rasanya pahit. Baru pada seduhan ketiga disaring, lalu haluskan. Pewarna merah juga dapat diperoleh dari kulit bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) dengan cara diseduh air panas terlebih dahulu sebelum digunakan, atau diperoleh dari bit yang direbus lalu diambil airnya, atau diblender bitnya.


Bunga Telang
Bunga telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia. Warna biru keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada penganan. 
Cara menggunakan: cuci bersih bunga telang, remas-remas atau tumbuk dengan sedikit air matang, lalu saring. Bisa juga dengan merebus bunga talang hingga bunga layu dan airnya berwarna biru, kemudian saring dan diambil airnya. Alternatif lain bisa juga dengan cara merendam bunga telang dengan air panas hingga airnya berwarna biru, remas-remas, saring, dan ambil airnya. Untuk menyimpan dalam waktu lama, bunga telang bisa dikeringkan dengan cara dijemur di sinar matahari, lalu masukkan ke dalam kemasan yang kering dan tertutup.

Kunyit
Warna kuning dari kunyit diperoleh dengan cara diparut sampai halus, diperas atau dicampurkan langsung ke makanan. Saat ini bubuk kunyit juga banyak dijual di toko swalayan.

Kluwek, Abu Merang dan tinta cumi.
Untuk hidangan atau kue yang berwarna hitam dapat digunakan abu merang yang dibuat dari merang yang dibakar,lalu diayak. Atau bisa juga kluwak kualitas baik dipecahkan, lalu diambil daging buahnya untuk kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu lainnya, atau dari tinta cumi yang dilarutkan dengan air.
Erwin K (dari berbagai sumber).

Tuesday, April 30, 2013

Uji Organoleptik

Uji organoleptik adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui rasa dan bahu (kadang-kadang termasuk penampakan) dari suatu produk makanan, minuman, obat dan produk lain.
Dalam melakukan pengujian tersebut para peneliti menggunakan manusia sebagai obyek yang biasa dinamakan dengan panelis.

Persiapan untuk melaksanakan uji organoleptik, meliputi :
  • Prosedur dan metode pengujian telah ditentukan
  • Kriteria pengujian telah ditetapkan
  • Form isian respon telah disiapkan
  • Instruksi telah dimengerti untuk menjamin pengujian dilakukan sesuai dengan spesifikasi bahan
  • Sampel yang akan uji telah diketahui
  • Persyaratan dan kaidah psikologis dalam pengujian telah dipahami
Melaksanakan uji organoleptik
  • Prosedur pengujian dilaksanakan sesuai dengan instruksi
  • Sampel dianalisa sesuai dengan rencana prosedur dan kriteria yang telah ditetapkan
Mencatat dan melaporkan hasil
  • Hasil/respon dilaporkan pada formisian yang tersedia dengan tepat
  • Lembar data responden/panelis diserahkan kepada petugas yang sesuai
Kebijakan/Prosedur yang Berkaitan

  • Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan/instansi berdasarkan informasi yang dibutuhkan mencakup informasi spesifikasi produk maupun penerimaan konsumen.
  • Tujuan pengujian organoleptik serta informasi yang akan diambil dari pengujian organoleptik telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan perusahaan/instansi.
  • Informasi tata cara kerja meliputi SOP pengujian, spesifikasi, kriteria analisis organoleptik dan pelaporan.
  • Analisis organoleptik dilakukan secara individu atau panel dan diaplikasi pada material/ingredient dan/atau produk akhir.
Peralatan dan Fasilitas yang Diperlukan
  • Laboratorium organoleptik dengan fasilitasnya (ruang penyajian, persiapan sampel dan pengujian).
  • Kriteria/parameter organoleptik (penampakan, flavor, aroma dan tekstur).
  • Form isian/kuesioner.
  • Alat-alat tulis.
Prosedur Penilaian
Unit ini harus dinilai melalui :
  • Keterampilan dalam memberi penilaian terhadap sampel uji
  • Kesesuaian dalam pemberian respon sesuai dengan instruksi yang diberikan
  • Ketepatan pemberian respon
  • Kemampuan penunjang, berupa jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan lisan dan tertulis yang standar
  • Kemampuan untuk menilai sampel
  • Kemampuan untuk mengikuti prosedur pengujian sesuai instruksi
  • Kemampuan untuk menyelesaikan seluruh rangkaian prosedur pengujian
  • Kemampuan untuk mengisi data respon dalam form isian
Pengetahuan dan Keterampilan Penunjang
Pelaksana uji harus menunjukkan bukti pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, yaitu :
  • Pengetahuan prinsip uji organoleptik meliputi pengertian bagaimana mekanisme proses pengindraan selama proses pencicipan dan penciuman seperti rasa asam, manis, asin dan pahit, bagaimana perbedaan tersebut dapat terdeteksi. Juga meliputi proses deteksi mouthfeel dan penampakan.
  • Pengetahuan sistem dan prosedur uji organoleptik, yang meliputi pengertian penggunaan sampel reference, peran individu dalam analisis organoleptik dan bagaimana sistem validasi dalam menganalisa hasil.
  • Pengetahuan kriteria spesifik yang digunakan untuk mengevaluasi bahan/produk dan jenis deskripsi terkait.
  • Pengetahuan tentang efek personel yang bertugas terhadap kemampuan menganalisis. Meliputi kepekaan stimulus dan kondisi yang dapat mempengaruhi kejenuhan indra seseorang.
  • Pengetahuan kondisi pengujian yang tepat untuk melaksanakan pengujian organoleptik.
  • Pengetahuan tentang komponen sampel produk/bahan yang berkontribusi terhadap flavor, aroma, penampakan dan tekstur.
  • Pengetahuan tentang hal-hal yang menyebabkan terjadinya keragaman hasil.
  • Pengetahuan tantang prosedur dan tanggung jawab untuk melakukan recording dan pelaporan informasi uji organoleptik.
  • Pengetahuan uji ambang rasa, meliputi empat (4) rasa dasar, yaitu : rasa asam, manis, asin dan pahit

sumber : http://www.chem-is-try.org

Wednesday, February 13, 2013

Sekilas HACCP


Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis

Menurut WHO, Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis and Critical Control Points, HACCP) didefinisikan sebagai suatu pendekatan ilmiah, rasional, dan sistematik untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan bahaya. Pada awalnya, prinsip HACCP dibuat untuk keamanan bahaya pangan, namun sistem ini akhirnya dapat diaplikasikan lebih luas dan mencakup industri lainnya. Aplikasi HACCP, terutama yang diperuntukkan bagi pangan, dilaksanakan berdasarkan beberapa pedoman, yaitu prinsip umum kebersihan pangan Codex, Codex yang sesuai dengan kode praktik, dan undang-undang keamanan pangan yang sesuai.

Prinsip HACCP

Sistem HACCP terdiri dari tujuh prinsip, yaitu:
  1. Melakukan analisis bahaya: segala macam aspek pada mata rantai produksi pangan yang dapat menyebabkan masalah keamanan pangan harus dianalisa. Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah keberadaan pencemar (kontaminan) biologis, kimiawi, atau fisik bahan pangan. Selain itu, bahaya lain mencakup pertumbuhan mikro organisme atau perubahan kimiawi yang tidak dikehendaki selama proses produksi, dan terjadinya kontaminasi silang pada produk antara, produk jadi, atau lingkungan produksi.
  2. Menentukan Titik Pengendalian Kritis (Critical Control Point, CCP): suatu titik, tahap, atau prosedur dimana bahaya yang berhubungan dengan pangan dapat dicegah, dieliminasi, atau dikurangi hingga ke titik yang dapat diterima (diperbolehkan atau titik aman). Terdapat dua titik pengendalian kritis yaitu Titik Pengendalian Kritis 1 sebagai titik dimana bahaya dapat dihilangkan, dan Titik Pengendalian Kritis 2 dimana bahaya dapat dikurangi.
  3. Menentukan batas kritis: kriteria yang memisahkan sesuatu yang bisa diterima dengan yang tidak bisa diterima. Pada setiap titik pengendalian kritis, harus dibuat batas kritis dan kemudian dilakukan validasi. Kriteria yang umum digunakan dalam menentukan batas kritis HACCP pangan adalah suhu, pH, waktu, tingkat kelembaban, Aw, ketersediaan klorin, dan parameter fisik seperti tampilan visual dan tekstur.
  4. Membuat suatu sistem pemantauan (monitoring) CCP: suatu sistem pemantauan (observasi) urutan, operasi, dan pengukuran selama terjadi aliran makanan. Hal ini termasuk sistem pelacakan operasi dan penentuan kontrol mana yang mengalami perubahan ketika terjadi penyimpangan. Biasanya, pemantauan harus menggunakan catatan tertulis.
  5. Melakukan tindakan korektif apabila pemantauan mengindikasikan adanya CCP yang tidak berada di bawah kontrol. Tindakan korektif spesifik yang diberlakukan pada setiap CCP dalam sistem HACCP untuk menangani penyimpangan yang terjadi. Tindakan korektif tersebut harus mampu mengendalikan membawa CCP kembali dibawah kendali dan hal ini termasuk pembuangan produk yang mengalami penyimpangan secara tepat.
  6. Menetapkan prosedur verifikasi untuk mengkonfirmasi bahwa sistem HACCP bekerja secara efektif. Prosedur verifikasi yang dilakukan dapat mencakup peninjauan terhadap sistem HACCP dan catatannya, peninjauan terhadap penyimpangan dan pengaturan produk, konfirmasi CCP yang berada dalam pengendalian, serta melakukan pemeriksaan (audit) metode, prosedur, dan uji. Setelah itu, prosedur verifikasi dilanjutkan dengan pengambilan sampel secara acak dan menganalisanya. Prosedur verifikasi diakhiri dengan validasi sistem untuk memastikan sistem sudah memenuhi semua persyaratan Codex dan memperbaharui sistem apabila terdapat perubahan di tahap proses atau bahan yang digunakan dalam proses produksi.
  7. Melakukan dokumentasi terhadap seluruh prosedur dan catatan yang berhubungan dengan prinsip dan aplikasinya. Beberapa contoh catatan dan dokumentasi dalam sistem HACCP adalah analisis bahaya, penetapan CCP, penetapan batas kritis, aktivitas pemantauan CCP, serta penyimpangan dan tindakan korektif yang berhubungan.

Keuntungan dan Kerugian

Penerapan HACCP sebagai alat pengatur keamanan pangan dapat memberikan keuntungan, yaitu mencegah terjadinya bahaya sebelum mencapai konsumen, meminalkan risiko kesehatan yang berkaitan dengan konsumsi makanan, meningkatkan kepercayaan akan keamanan makanan olahan sehingga secara tidak langsung mempromosikan perdagangan dan stabilitas usaha makanan. Beberapa kerugian dari HACCP adalah tidak cocok bila diaplikasikan untuk bahaya atau proses yang hanya sedikit diketahui, tidak melakukan kuantifikasi (penghitungan) atau memprioritaskan risiko, dan tidak melakukan kuantifikasi dampak dari tambahan kontrol terhadap penurunan risiko.

sumber : id.wikipedia.org